Minggu, 25 September 2011

Tugas B.indonesia Menulis karangan narasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin
kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini, disebabkan pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia. Guna mewujudkan tujuan di atas diperlukan usaha yang keras
dari masyarakat maupun pemerintah. Masyarakat Indonesia dengan laju
pembangunannya masih menghadapi masalah berat, terutama berkaitan
dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan (Dawson, dkk., dalam
Nurchasanah 1997: 68). Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga
yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan dan telah
melakukan pembaharuan sistem pendidikan. Usaha tersebut antara lain adalah
penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan
kualitas tenaga pengajar.
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan dalam
berbahasa mengungkapkan ide, gagasan (pendapat) siswa berupa tulisan.
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses
pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis
memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang
berkelanjutan dan terus menerus terutama dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang mencakup aspek kemampuan yaitu; (1) keterampilan 3
menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)
keterampilan menulis.
Peran utama guru dalam proses pembelajaran dituntut untuk
memberikan motivasi menulis karangan pada siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran
manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain,
atau kepada diri sendiri dalam tulisan.
Kegiatan mengarang ini adalah suatu kegiatan manusiawi yang sadar
dan berarah, mempunyai swakerja atau mekanika yang perlu kita perhatikan
agar karangan kita berhasil baik. Swakerja ini meliputi kegiatan-kegiatan pada
tahap penegasan ide dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan
(Widyamartaya, 2005:9). Menurut The Liang Gie (1995: 17) mengarang
adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan
dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses
belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis
memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang
berkelanjutan dan terus-menerus.

B. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat digunakan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pengembangan keilmuan
terutama di bidang bahasa dan sastra Indonesia khususnya pada aspek
metode.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswi peneliti
1) Sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap penelitian tentang
Menulis karangan narasi.
2) Sebagai acuan pembanding dalam penelitian kemampuan
berbahasa khususnya kemampuan menulis karangan narasi.
3) Sebagai informasi tambahan lebih lanjut untuk, memperluas
wawasan tentang kemampuan menulis karangan narasi.
b. Bagi Siswa
1) Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang mereka
miliki dalam menulis karangan narasi.
2) Siswa dapat mengembangkan kemampuan menulis karangan narasi
dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
c. Bagi Guru
1) Sebagai sumber informasi bagi guru untuk, membantu sejauh mana
kemampuan siswa dalam pelajaran menulis karangan narasi.
2) Sebagai bahan acuan masukan dalam mengajarkan pokok bahasan
kemampuan menulis karangan narasi.
3) Sebagai sumber informasi bagi guru sejauh mana siswa menguasai
tata bahasa dalam menulis karangan narasi dengan baik.

BAB II
MENULIS KARANGAN NARASI UNTUK MENINGKATKAN TATA BAHASA

1. Pengertian Menulis
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya
Suparno dan M. Yunus dalam St.Y. Slamet, 2007: 96). Sementara itu Puji
Santosa, dkk (2008: 6.14) mengemukakan bahwa menulis dapat dianggap
sebagai proses ataupun suatu hasil. Menulis adalah menemukan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik
itu (Tarigan dalam Muchlisoh, 1993: 233). Menurut Byrne dalam St.Y. Slamet
(2008: 141) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis pada hakikatnya
bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk
kata, dan kata-kata dapat disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu,
melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara
utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil.
Sedangkan menurut J.Ch. Sujanto (1988: 60) menulis merupakan suatu
proses pertumbuhan melalui banyak latihan. Sebagai suatu proses, menulis
merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan
beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan
(pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau
penyempurnaan tulisan) yang memerlukan banyak latihan (St.Y. Slamet,
2007: 97). Sejalan dengan itu, Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet, (2007: 98)
mengungkapkan bahwa:
Menulis, di samping sebagai proses, menulis juga merupakan suatu
kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur
dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan,
antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan; (2) penggunaan kalimat yang
jelas; (3) paragraf disusun dengan baik; (4) penerapan kaidah ejaan
yang benar; dan (5) penguasaan kosakata yang memadai.
Dalam kegiatan menulis, diperlukan adanya kompleksitas kegiatan
untuk menyusun karangan secara baik yang meliputi: (1) keterampilan
gramatikal, (2) penuangan isi, (3) keterampilan stilistika, (4) keterampilan
mekanis, dan (5) keterampilan memutuskan (Heaton dalam St.Y. Slamet,
2008: 142).
Adapun unsur-unsur menulis dan manfaat menulis dapat dijelaskan di
bawah ini:
1) Unsur-unsur Menulis
Dalam membuat sebuah tulisan, diperlukan beberapa unsur yang
harus diperhatikan. Menurut The Liang Gie (1992: 17-18), unsur menulis
terdiri atas gagasan, tuturan (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi), tatanan, dan wahana.
1) Gagasan
Topik yang berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan
seseorang. Gagasan seseorang tergantung pengalaman masa lalu atau
pengetahuan yang dimilikinya.
2) Tuturan
Merupakan pengungkapan gagasan yang dapat dipahami pembaca.
Ada bermacam-macam tuturan, antara lain narasi, deskripsi, dan
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
3) Tatanan
Tatanan merupakan aturan yang harus diindahkan ketika akan
menuangkan gagasan. Berarti ketika menulis tidak sekedar menulis
harus mengindahkan aturan-aturan dalam menulis misalnya:
4) Wahana
Wahana juga sering disebut dengan alat. Wahana berupa kosakata,
gramatika, retorika (seni memakai bahasa). Bagi penulis pemula,
wahana sering menjadi masalah. Mereka menggunakan kosakata, 12
gramatika, retorika yang masih sederhana dan terbatas. Untuk
mengatasi hal tersebut, seorang penulis harus memperkaya kosakata
yang belum diketahui artinya. Seorang penulis harus rajin menulis dan
membaca.

2. Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Macam-macam karangan :
a) Narasi
Karangan atau cerita yang menyajikan rangkaian peristiwa secara berurutan. Peristiwa boleh benar-benar terjadi, tetapi boleh juga hanya imajinasi / fiksi.
b) Deskripsi
Karangan yang melukiskan suatu tempat, situasi, orang, atau barang / benda sehingga pembaca dapat merasakan arti atau maksud dari karangan atau tulisan tersebut.
c) Eksposisi
Karangan yang berusaha menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembacanya dengan disertai contoh, gambar, grafik, ilustrasi, dll. Umumnya berbentuk prosa. Langkah-langkahnya adalah:
• Menentukan tema,
• Menentukan tujuannya,
• Memilih materi,
• Memilah materi yang ingin diambil,
• Membuat kerangka karangan, dan
• Mengembangkan kerangka karangan
d) Argumentasi
Karangan yang berusaha memberikan alasan dengan bukti yang kuat. Argumentasi ada yang panjang, yang pendek, bahkan dapat terdiri atas beberapa kalimat atau hanya satu kalimat saja.
e) Persuasi
Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti meyakinkan sehingga pembaca membenarkan dan bersedia melaksanakan ajakan tersebut. Pada umumnya karangan ini bebentuk prosa.

3. Pengertian Narasi
Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam
proses pembelajaran yaitu dalam pelajaran bahasa Indonesia. menurut M. Atar Semi (1990: 32) narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain: narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi berdasarkan urutan waktu. Hal ini berarti bahwa dalam menulis narasi yang perlu menjadi perhatian utama adalah urutan waktu dari sebuah wacana tersebut.Menurut St.Y. Slamet (2007: 103), narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa narasi merupakan suatu
bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa
sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri
peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah
unsur perbuatan dan tindakan. Selain itu, narasi dapat juga mengisahkan suatu
kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Oleh karenanya dapat
dirumuskan dengan cara lain bahwa menulis narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang terjadi. Jadi, unsur utama sebuah narasi adalah
tindak-tanduk atau perbuatan dalam suatu urutan waktu.
Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh pembaca. Lebih
lanjut M. Atar Semi (1990: 33-34) mengungkapkan bahwa narasi mempunyai
ciri penanda sebagai berikut:
1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia;
2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa
atau kejadian yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata
imajinasi, atau gabungan keduannya;
3) Berdasarkan konflik. Karena, tanpa konflik biasanya narasi tidak
menarik;
4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampainnya bersifat
sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi;
5) Menekankan susunan kronologis (catatan: menekankan susunan
ruang)
6) Biasanya memiliki dialog
Dari penjelasan di atas, tampak bahwa narasi memiliki ciri-ciri khusus,
yaitu berkaitan dengan peristiwa atau pengalaman manusia yang benar-benar 16
terjadi. Biasanya narasi berupa konflik, memiliki estetika, urut sesuai dengan
kronologis, dan memiliki dialog. Bentuk tulisan narasi berusaha untuk
menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan perbuatan manusia dalam
sebuah peristiwa.






rahmanztetsu@gmail.com. Diberdayakan oleh Blogger.