Sabtu, 09 April 2011

makalah

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Dalam proses komunikasi yang sesungguhnya jarang sekali setiap jenis keterampilan berbahasa digunakan secara terpisah dari keterampilan jenis lainya. Ketika berbicara,kita pun mulai menyiapkan diri untukmendengarkan tanggapan dari lawan bicara, kita un mulai menyiapkan diri untuk mendengarkan tanggapan dari lawan bicara. Ketika menulis, tentu saja secara simultan kita melakukan aktivitas membaca, kemudian membaca ulang tulisan itu guna melakukan revesi. Jadi, dalam berkomunikasi, kita hampir selalu menggunakan berbagai jenis keterampilan berbahasa secara tumpang tindih atau secara ter integrasi (cecle-murcia dan olshtian, 2000:180).

I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Keterpaduan keterampilan berbahasa dengan fokus menulis ?
2. Keterpaduan keterampilan berbicara dengan fokus menulis ?
3. Keterpaduan keterampilan membaca dengan fokus menulis ?


I.3 Metode penulisan
Makalah ini ditulis menggunakan metode dari berbagai literatur pustaka maupun internet. Penulisan menyusun makalah ini berdasarkan beberapa sumber yang di baca.

I.4 Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk dapat menggunakan keterampilan berbahasa, berbicara dan membaca dengan focus menulis.


BAB II
ISI
II.1 Keterpaduan Keterampilan Berbahasa Dengan Fokus Menulis
A. Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno.
Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang makin giat menulis karena karya mereka mudah diterbitkan.

B. Contoh Aktivitas Berbahasa Dengan Aktivitas Latihan Menulis

a. Mendengarkan Nyanyian Dan Aktivitas Menulis
Perasaan yang timbul dapat saja berbeda – beda ketika mendengarkan lagu yang bebeda. Perasaanyang muncul mungkin berupa rasa gembira,terharu, rindu atau justru menimbulkan rasa sedih jengkel dan bahkan rasa marah. Sebagai contoh,
HADAPI SAJA
Relakan yang terjadi takkan kembali
Ia sudah milik-Nya bukan milik kita lagi
Tak perlu menangis tak perlu bersedih
Tak parlu tak perlu sedu sedan itu
Hadapi saja

Pasrah pada Illahi hanya itu yang kita bisa
Ambil hikmahnya ambil indahnya
Cobalah menari cobalah bernyanyi
Cobalah-cobalah mulai detik ini
Hadapi saja

Hilang memang hilang wajah nya terus terbayang
Berjumpa dimimpi
Kau ajak aku untuk menari, bernyanyi
Bersama bidadari malaikat dan penghuni surga


Hilang memang hilang wajah nya terus terbayang
Berjumpa dimimpi
Kau ajak aku untuk menari, bernyanyi
Bersama bidadari malaikat dan penghuni surge

La Ilaahaillallohh
Relakan yang terjadi takkan kembali
Ia sudah milikNya bukan milik kita lagi

Pasrah pada Illahi hanya itu yang kita bisa
Ambil hikmahnya ambil indahnya
Tak perlu menangis tak perlu bersedih
Tak perlu tak perlu sedu sedan itu
Hadapi saja

Cobalah menari cobalah bernyanyi
Cobalah-cobalah mulai detik ini
Hadapi saja
( Oleh : Iwan Fals)

Lagu di atas tidak hanya nikmat di dengar,tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur kemanusian, keindahan, kasih sayang, dan nilai-nilai keimanan. Selain itu, lagu tersebut mungkin pula mencuatkan ide anda atau orang tertentu untuk menulis sebuah puisi, cerita pendek, ataupun tulisan ( script ) untuk sebuah drama, sinetron, film layar lebar atau menimbulkan ide untuk menulis sebuah artikel kerohanian. Ide menulis apa yang uncu dalam pikiran anda atau dalam diri siapa pun adalah merupakan evident ( bukti ) bahwa ada kaitan antara aktivitas mendengarkan dengan menulis.
b. Mendengarkan Cerita Dan Aktivitas Menulis
Anda pasti pernah mendengar kan dongeng yang di tuturkan oleh para orang tua kepada anak-anak mereka menjelang tidur, pada masa televisi belum dikenal, bahasa tulis belum memasyarakat. Saat ini, dongeng yang di dengarkan oleh anak-anak “zaman dahulu” berulang-ulang menjelang tidur itu telah ditulis dan disajikan dalam buku-buku kumpulan dongeng. Tidak hanya sampai demikian, dongeng itu kini telah ditulis dalam wujud script. Sekali lagi, ini merupakan bukti bahwa aktivitas menulis ada kaitanya dengan aktivitas mendengar.
c. Mendengarkan Dialog Mengenai Suatu Topik Dan Aktivitas Menulis
Disuatu malam, ketika anda selesai membaca suatu buku dan mengerjakan berbagai tugas, Anda pun duduk didepan televisi. Ada sebuah dialog yang menerik perhatian anda. Topik dialog itu adalah Perlu Tidaknya Pelejaran Agama Disajikan Disekolah.
Tentu saja terjadi pro dan kontra dalam dialog iotu kerena statsiun televisi itu sengaja memilih pembicaranya dari kalangan yang berbeda, yang pro dan kontra terhadap penyajian pelajaran agama disekolah. Setelah anda mendengarkan dialog tersebut selama satu jam, melalui pikiran-pikiran anda berdasarkan pengalaman dan pengatehuan yang anda miliki, anda akan memposisiskan diri pada pihak yang pro atau kontra terhadap pendidikan agana disekolah. Mungkin pula muncul pikiran-pikiran baru mengenai topik tersebut setelah anda selesai mendengarkankan dialog itu . pikiran-pikiran anda akan semakin jelas setelah anda tuangkan secara tertulis pada berlembar-lembar kertas.

d. Menulis Catatan Dari Suatu Kuliah Dan Diskusi
Ketika mengikuti suatu tutorial atau kuliah, Anda perlu membuat catatan-catatan. Apakah anda harus menulis semua yang anda dengar dari tutorial atau kuliah tersebut? Jika harus demikian, anda pasti tidak dapat menulis secepat dosen anda bicara. Selain itu, bila anda harus menuliskan semua yang di ucapkan oleh dosen Anda, tentu Anda akan sulit menangkap pesan (makna) yang disampaikan oleh pembicara kerena beberapa hal berikut ini
1. Anda tidak berkonsentrasi pada makna yang disampaikan pembicara karena Anda sibuk berkonsentrasi pada bunyi-bunyi yang harus disalin menjadi rangkaian huruf.
2. Makna sering sekali disampaiakan pula melalui gerak dan mimic pembicara, sedangkan Anda sibuk dengan rangkaian huruf yang Anda tulis;
3. Sering kali Anda berpikir, membuat insferensi-insferensi, dalam menengkap makna dari suatu peristiwa ujaran.
Tampaknya kita memerlukan strategi dalam menulis catatan kuliah’
Pertama, kiata harus berkonsentrasi mendengarkan meteri kuliah atau tutorial agar kita dapat menangkap seluruh materi yang disampaikan. Kedua, kita hanya perlu mencatat materi-materi penting dalam wujud kata-kata kunci atau frase-frase. Ketiga. Catatan yang hanya berupa kata-kata kunci atau frase-frase tersebut dikembangkan menjadi catatan kuliah yang lengkap setelah kuliah tutorial usai.











II.2 Keterpaduan Keterampilan Berbicara Dengan Fokus Menulis
A. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Berbicara identik dengan penggunaan bahasa secara lisan . Penggunaan bahasa secara lisan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara secara langsung adalah hal-hal berikut:
1) Pelafalan,
2) Intonasi,
3) Pilihan kata,
4) Struktur kata dan kalimat,
5) Sistematika pembicaraan,
6) Isi pembukaan,
7) Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan, serta,
8) Penampilan (gerak-gerik, penguasaan diri, dll).

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dapat ditelusuri relevansi mata kuliah berbicara dengan semata-mata kuliah lainnya. Dari segi pelafalan mata kuliah berbicara berkaitan dengan mata kuliah fonologi Bahasa Indonesia. Dari segi pilihan kata mata kuliah berbicara berkaitan dengan mata kuliah semantik bahasa Indonesia. Dari segi struktur kalimat mata kuliah berbicara berkaitan dengan mata kuliah linguistik umum dan morfologi bahasa Indonesia. Dari segi struktur kalimat linguistic umum dan morfologi bahasa Indonesia. Dari segi sistematika dan isi pembicaraan mata kuliah berbicara berkaitan dengan mata kuliah wacana bahasa Indonesia. Mata kuliah berbicara juga berkaitan dengan mata kuliah analisis kesalahan berbahsa karena dalam berbicara orang sering membuat kesalahn pelafalan, intonasi, pilihan kata, struktur kata dan kalimat.





B. Hubungan Berbicara Dengan Menulis
Baik kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui bahsa lisan. Sedang penyampaian informasi dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis.
Bahan informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis didapatkan melalui menyimak atau membaca. Keterampilan menggunaakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan menggunaakan kaidah kebahasaan menunjang keterampilan berbicara. Organisasi menyusunan materi baik kegiatan berbicara dan menulis hampir sama. Dalam seminar atau diskusi pembicaraan didasarkan kepada hasil menulis atau makalah.

C. Contoh-Contoh Aktivitas Berbicara Dengan Aktivitas Menulis
Berikut ini disajikan sejumlah metode pengajaran berbicara dengan fokus menulis Setiap metode disertai dengan uarain dan contoh penerapannya, antara lain:
1. Wawancara
Wawancara atau interview adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Pewawancara biasanya wartawan atau penyiar radio atau televise. Orang yang diwawancari adalah orang-orang yang berprestasi, ahli atau istemewa, misalnya pejabat, tokoh, pakar dalam bidang tertentu, juara. Melalui kegiatan latihan wawancara siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicarnya.
Adi, murid sd Sukamaju menjadi juara pertama se-kabupaten Warna Sari. Nilai yang dicapai adi rata-rata 9,3. Atas prestasinya, wartawan majalah kanak-kanak datang mewawancri Adi.
Wartawan : Bagaimana perasaan Adi setelah menjadi siswa nomor satu di kabupaten ini?
Adi : Senang, gembira dan bangga.
Wartawan : Berapa jam Adi belajar sehari?
Adi : Kurang lebih dari 3 jam sehari. Kecuali hari sabtu dab minggu.
Wartawan : Apa cita-cita Adi? Maksud saya Adi mau menjadi apa kelak?
Adi : aku ingin manjadi insinyur pertanian.
Wartawan : Mengapa memilih pertanian?
Adi : daerah kami daerah pertanian. Saya ingin membangun daerah ini.
Wartawan : Semoga cita-cita Adi tercapai.
Adi : terima kasih!

2. Diskusi
Diskusi ialah proses perlibatan dua atu lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu melalui cara tukar menukar informasi untuk memecahkan masalah. (Kim, 1984:4). Sumber lain menyatakan bahwa diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di antara tiga atau lebih tentang topik tertentu, dengan seorang pimpinan (NNK, 1979:14). Pada hakikatnya diskusi ialah percakapan dalam bentuk lanjut. Cara, isi, dan bobot pembicaraan lebih tinggi atau kompleks dan percakapan biasa.Diskusi berjenis-jenis, misalnya diskusi meja bundar, diskusi kelompok, diskusi panel, symposium, kolokium, debat, dan jarring ikan.
Diskusi merupakan sarana yang ampuh bagi pengembangan keterampilan berbicara. Berlatih berdiskusi berarti berlatih berbicara.
Minggu ini Adi, Anton, tono, Dede, dan Iman akan berekreasi. Rekreasi kemana? Itulah yang menjadi masalah yang harus mereka pecahkan melalui diskusi.
Adi : “Bagaimana kalau kita pergi ke pangandaran?”
Tono : “ Pangandaran memang bagus, tetapi terlalu jauh. Lagi pula kita kan sudah kesana.”
Dede ; “Naik gunung, setuju tidak?”
Indra : Terlalu capek. Pilihan yang lain.!”
Dede : “lalu kemana, dong?”
Iman : “Bagaimana kalau kita kemping di kebun Adi.” Jaraknya dekat. Fasilitasnya banyak disana.”
Tono : “ Boleh juga. Saya menyetujui usul Iman. Tetapi yang lain bagaimana?”
Indra : “saya menyetujui usul Iman. Tetapi baik juga kita tanyakan Adi.”
Adi : “ Bagus, bagus sekali. Sekarang lagi musim jeruk. Saya menyetujui usul iman.” Akhirnya mereka sepakat akan kemping semalam di kebun jeruk.

3. Bercerita Mengenai Pengalaman Pribadi Dan Aktivitas Menulis.
4. Berpidato Dan Aktivitas Menulis.























II.3 Keterpaduan Keterampilan Membaca Dengan Fokus Menulis
A. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca.Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.

B. Hubungan Membaca Dengan Menulis
Menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Baca tulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca, pembaca sebagai penulis. Penulis sebagai pembaca artinya ketika aktivitas menulis berlangsung, si penulis membaca karangannya. Ia membayangkan dirinya sebagai pembaca untuk melihat dan menilai apakah tulisannya telah menyajikan sesuatu yang berarti, apakah ada yang tidak layak saji, serta apakah tulisannya menarik dan enak dibaca.
Pembaca sebagai penulis maksudnya, ketika kegiatan membaca berlangsung pembaca melakukan aktivitas seperti yang dilakukan penulis. Pembaca berusaha menemukan topik dan tujuan tulisan, gagasan dan kaitan antar gagasan, kejelasaian uraian, mengorganisasikan bacaan, memecahkan masalah dan memperbaiki simpulan bacaannya.




C. Contoh-Contoh Aktivitas Membaca Dengan Aktivitas Latihan Menulis

1. Membaca Cerita / Dongeng Dan Aktivitas Menulis.
Anda dapat berlatih menulis dengan cara terlebih dahulu membaca sebuah naskah cerita atau dongeng. Setelah selesai membaca sebuah naskah cerita atau dongeng itu, anda dapat melakukan berbagai aktivitas latihan menulis yang bervariasi, misalnnya berikut ini.
a. Menuliskan nama-naman tokoh dalam cerita dan member komentar secara tertulis terhadapa tokoh karekter.
b. Melengkapi bagian akhir cerita yang sedang and abaca.
c. Menulis kembali cerita dengan menggunakan kalimat dan pilihan kata sendiri.
d. Menulis pernyataa rasa suka dan tidak suka terhadapa tokoh-tokoh atau jalan cerita berserta alasan-alasanya.
2. Membaca Puisi Dan Aktivitas Menulis.
Anda dapat berlatih menulis dalam kaitan dengan aktivitas membaca sebuah puisi yang anda sukai.Dalam hal ini,setelah anda selesai membaca sebuah puisi,ceritakan puisi itu secara tertulis,dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri.Dengan kata lain,cobalah anda ubah sebuah puisi menjadi sebuah prosa,Anda juga dapat melanjutkan latihan menulis dalam wujud menuliskan perasaan Anda terhadap puisi terhadap itu berikt alasan-alasanya. Latihan ini akan membawa Anda kepada diperolehnya keterampilan menulis resensi.
Setelah Anda melakukan aktivitas di atas,Anda dapat melanjutkan latihan menulis, misalnya menulis sebuah puisi yang lain.Setelah itu,bacakan puisi yang Anda tulis itu di depan orang-orang yang dekat dengan Anda,Bila memungkinkan,kirimkan puisi Anda ke majalah atau koran-koran yang biasa menyediakan rubrik sastra. Jangan lupa pula,arsipkanlah puisi karya anda itu dalam wujud buku kumpulan puisi. Mungkin saja suatu catatan buku kumpulan puisi itu dapat diterbitkan.



3. Membaca Dan Menulis Petunjuk, Pengumuman, Poster,Iklan, Dan Surat
Anda dapat belajar dan berlatih menulis petunjuk, pengumuman, menulis, iklan, dan surat dengan cara membaca jenis-jenis tulisan itu terlebih dahulu.Misalnya, dengan membaca sebuah surat dinas, Anda dapat memahami bahwa surat dinas itu terdiri atas unsur hal, nomor, tenggal, alamat yang dituju, pembuka surat, dan penutup surat.Anda pelajari pula tata letaknya. Misalnya hal, dan nomor surat di tulis di sudut kiri atas kertas. Kemudian, setelah satu spasi atau lebih di bawahnya, merapat ke margin kanan di tuliskan tanggal surat. Satu spasi atau lebih di bawahnya, mereapat ke margin kiri, di tulis alamat yang dituju. Setelah itu baru di tulis dalam salam pembuka, isi surat dan salam penutup yang diikuti tanda tangan dan nama pengirim.
Jadi, dengan membacanya kita dapat memahami wujud berbagai jenis tulisan, Setelah itu, kita dapat berlatih menulis berbagai jenis tulisan dengan berbekal pengatahuan yang sudah kita peroleh dari bacaan.
4. Menulis Rangkuman Bacaan
Dalam membuat ringkasan, pertama-tama Anda harus berlatih menemukan gagasan utama atau tema setiap paragraf dari suatu bahan bacaan.Kemudian, Anda perlu memberi tanda-tanda serta membuat catatan-catatan sehubungan dengan gagasan pokok atau tema bacaan tersebut. Terakhir, barulah Anda menulis ringkasan bahan bacaan yang di maksud dengan hanya mengemukakan gagasan-gagasan utama atau tema-tema yang terdapat dalam setiap paragraf atau subjudul buku yang di baca dengan berpedoman pada tanda-tanda dan catatan-catatan yang telah di buat.









BAB III
PENUTUP

III. 1 Kesimpulan
Dalam bekomunikasi yang sesungguhnya, kita sering melakukan aktivitas membaca dan menulis secara bersamaan atau bergantian. Aktivitas membaca di duga dapat memberi kontribusi positif terhadap kemampuan seseorang dalam menulis. Kontribusi aktivitas membaca terhadap kegiatan belajar menulis, seperti berikut, pertama, penguasaan kosa kata/istilah, kalimat dan pemakain ejaan ketika belajar membaca akan memberi sumbangan positif dalem beljar menulis kalimat. Kedua, organisasi bahan bacaan dapat menjadi contoh dalam perorganisasian tulidsan sehingga dapt memberi konstribusi positf dalam belajar menulis paragraf atau karangan sacara utuh. Ketiga. Dalam menulis tingkat lanjut, informasi atau data yang diperoleh dalam bahan bacaan dapat menjadi sumber ide atau sumber data bagi tulisan yang akan disusun. Oleh karena itu, latihan menulis secara terpadu dengan aktivitas membaca memberi nilai tambah bagi penguasaan bagi keterampilan menulis. Aktivitas latihan menulis secara terpadu dengan kegiatan membaca tersebut dapat berupa berikut ini.
1. Membaca cerita / dongeng yang di ikuti dengan aktivitas menulis sinopsis atau resensi.
2. Membaca puisi dan menggubahnya jadi prosa atau menulis resensi.
3. Membaca dan menulis petunjuk, pengumuman, poster, iklan dan surat.
4. Menulis rangkuman bacaan.







DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Djago , dkk. 1997. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D-II.

Mulyati, Yeti, dkk 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Supriayadi, dkk. 1993. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan Proyak Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II Kependudukan.

Kridalaksana, Harimukti. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Rosidiana Yosi, dkk 2007. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://id.wikipedia.org/wiki/Berbicara
http://id.wikipedia.org/wiki/Menulis
http://id.wikipedia.org/wiki/Membaca
http://rokhimapgsdb.blogspot.com/2009/12/keterampilan-menulis.html

http://docs.susastra-journal.com/terjemahan%20indonesia/novita_dewi.pdf






rahmanztetsu@gmail.com. Diberdayakan oleh Blogger.